KETIKA PONSEL MENEMBUS WAKTU

KETIKA PONSEL MENEMBUS WAKTU

Ponsel gadis itu secara tak sengaja terjatuh dari tangga dan menembus ruang dan waktu hingga ditemukan oleh seorang pemuda dari 100 tahun yang lalu. Tokyo Jiro membolak-balik benda kecil itu dan tak tahu fungsinya saat menikmati cahaya bulan malam itu, benda itu tiba-tiba berdering. Ia panik dan asal menekan tombol lalu tanpa sengaja mengangkat telepon. Pada masa itu, meski telepon sudah ada, ponsel Nirkabel masih sangat asing. Ia menyebutkan alamatnya dan meminta si gadis datang mengambil ponselnya. Namun gadis itu Miho mengira Tokijiro hanya bercanda karena alamat itu tidak dikenal. Mereka pun saling menyalahkan. Saat awan menutupi bulan, sinyal terputus dan percakapan berakhir. Keesokan harinya, Miho mencari tahu keberadaan Tokyo Jiro, tapi tak seorang pun mengenalnya. Malamnya ia kembali menelepon. Miho jadi kesal dan menuduh Tokyo Jiro berbohong untuk mengambil ponselnya. Tokyo Jiro pun tersinggung. Ia menegaskan bahwa ia memang tinggal di alamat itu. Ucapan Toki Jiro membuat Miho berpikir, “Bagaimana jika ini adalah akibat lorong waktu? Jika ponselnya jatuh ke dalamnya, mungkin saja ia sampai ke masa lalu.” Dari percakapan mereka, Miho menyimpulkan Toki Jiro hidup di tahun 1912, sedangkan dirinya berada di tahun 2008. Toki Jiro awalnya mengira Miho mengarang cerita soal masa depan, tapi keesokan harinya adiknya datang membawa koran berisi berita tenggelamnya Titanic. Barulah ia percaya dan Miho menyadari telepon hanya bisa tersambung. Saat bulan terlihat. Sejak itu mereka saling menelepon di bawah cahaya bulan. Karena tahu Miho dari masa depan. Tokijiro bertanya apakah karya novelnya dikenal 100 tahun kemudian. Untuk menjawab pertanyaannya, Miho pergi ke perpustakaan dan mencari nama Tokyo Jiro, tapi tak menemukannya. Kemudian Miho takut jika berkata jujur akan membuat Tokyo Jiro kecewa dan putus asa. Saat bulan muncul kembali, Tokijiro menelepon lebih dulu. Untungnya ia berkata mengetahui masa depan tidak menarik. Jika semua sudah diketahui, masa kini akan kehilangan maknanya. Ia tak lagi terlalu memikirkan apakah karyanya akan dikenal atau tidak. Sebelum menutup telepon, mereka sepakat mengadakan kencan lintas waktu. Siang hari pun bulan kadang terlihat, jadi mereka tetap bisa menelepon. Mereka mencari bangunan tua sebagai tempat kencan dan memesan makanan yang sama. Seolah sedang makan bersama. Toki Jiro memilih sebuah cermin kayu di toko souvenir. Ia titipkan cermin itu dan berpesan bahwa 100 tahun kemudian akan ada seorang gadis yang datang mengambilnya. Ia meminta pemilik toko menyimpannya. Beberapa waktu kemudian, Miho masuk ke toko itu dan mengatakan ia datang mengambil barang titipan Toki Jiro. Pemilik tokoh terkejut dan memanggil neneknya. Melihat Miho sang nenek menangis haru. Setelah hidup lebih dari 100 tahun, ia akhirnya menyaksikan janji itu ditepati. Di balik cermin, Tokyo Jiro menulis, “Meski waktu memisahkan 100 tahun, aku tetap bisa merasakan hatimu begitu dekat.” Miho terharu dan menelepon Tokyo Jiro. Ia berkata bahwa ada seorang nenek yang mengenalnya. Toki Jiro yang saat itu bersama gadis kecil Nanami menyerahkan ponselnya dan akhirnya mereka bisa berbicara dengan dirinya sendiri di masa depan. Nenek itu berpesan kepada dirinya yang masih kecil agar menjaga baik-baik barang milik Tuan Tokijiro. Setelah sekian lama mendengar suara Toki Jiro, sang nenek menangis sambil mengucapkan terima kasih. Yeah.

Judul: Tokyo Girl 2008

Ponsel gadis itu secara tak sengaja terjatuh dari tangga dan menembus ruang dan waktu, hingga ditemukan oleh seorang pemuda dari 100 tahun yang lalu.
Tokijiro membolak-balik benda kecil itu, dan tak tahu fungsinya.

DESKRIPSI FILM: Gempa bumi yang terjadi di Jepang bukanlah hal yang aneh. Namun, yang mungkin terjadi adalah adanya lubang waktu dan jalur telepon yang memungkinkan dua orang—yang terpisah seratus tahun—untuk berkomunikasi.

CREDITS:
Directors: Kôdai Hama, Kazuya Konaka
Writer: Masato Hayashi
Stars: Kaho, Naomi Akimoto, Marika Fukunaga